Minggu, 25 November 2018

Jurus Menabung Untuk Membeli Rumah

Jurus menabung untuk membeli rumah - Menabung untuk membeli rumah tidaklah mudah. Karena harga properti yang terus naik sering tidak dibarengi dengan niat menabung dengan baik dari kita. Hanya distribusi yang tersisa.

Sebelum lanjut, saya ingin menyarankan Anda untuk tinggal di apartemen Green Pramuka City, karena murah dan memiliki fasilitas yang lengkap.

Nah, bagi Anda yang benar-benar berniat menabung untuk membeli rumah, Anda bisa menerapkan beberapa gerakan tertentu.

1. Lakukan Metode SMART untuk Menentukan Saving Saving

SMART berarti spesifik, dapat diukur, dapat dicapai, relevan, tepat waktu. Secara umum, strategi ini digunakan untuk ras, tetapi metode ini juga dapat diterapkan untuk hal-hal lain. Jika tujuan Anda adalah "membeli rumah", Anda dapat membaginya menjadi sasaran yang memenuhi kriteria SMART.

Anda dapat memulai dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut: Jenis tempat tinggal apa yang Anda inginkan? Berapa banyak anggaran yang Anda sediakan?

Berapa lama Anda ingin menyimpan? Berapa banyak dana yang Anda miliki untuk dipesan setiap bulan? Di mana Anda ingin tinggal? Dengan sasaran yang lebih terukur dan spesifik, Anda akan lebih termotivasi untuk menghemat.

2. Tulis tujuan di tempat biasa.

Setelah mengonfigurasi target SMART, Anda dapat menulisnya di tempat yang sering dilihat.

Baik di layar komputer, catatan ponsel atau notebook. Tergantung pada penelitian, tujuan Anda akan lebih mudah dicapai jika Anda terbiasa disarankan dengan melihat keinginan ini.

3. Evaluasi perkembangan Anda melalui daftar yang harus dilakukan

Nah, tujuan di atas bisa kembali dibagi menjadi tujuan jangka pendek, kecil dan terukur. Dengan cara ini, menjadi lebih mudah untuk mengevaluasi pengembangan upaya Anda untuk menghemat uang dan menemukan rumah. Tulis daftar tujuan kecil di daftar yang harus Anda kerjakan.

Sebagai contoh, bulan ini, target tabungan adalah beberapa juta. Jika ternyata tidak ada, apa yang harus Anda perbaiki? Apa yang dapat Anda lakukan untuk menutupi celah itu? Dengan rencana yang terperinci, lebih mudah untuk mengambil langkah berikutnya.

4. Merancang rencana pembiayaan untuk rumah

Anda harus bisa memperkirakan harga rumah impian Anda. Selain itu, barang-barang tertentu juga harus dihitung, seperti hipotek yang diperlukan, biaya pemesanan serta biaya tambahan seperti notaris dan PPN. Untuk alasan ini, merancang rencana pembiayaan real estat sangat penting. Ini adalah aplikasi sebenarnya dari poin sebelumnya.

Mulailah dengan rencana untuk mendanai pembayaran dimuka atas pembelian rumah. DP minimum adalah 30% dari harga perumahan.

Kamis, 08 November 2018

Sejarah Kerajaan Sriwijaya Lengkap

Sejarah Kerajaan Sriwijaya Lengkap - Riwayat Kerajaan Sriwijaya adalah kerajaan Budha yang berdiri pada era ke-7 dibuktikan karenanya ada prasasti kedukan Bukit di Palembang (682). Sriwijaya jadi salah satunya kerajaan yang kuat di Pulau Sumatera. Nama Sriwijaya datang dari bahasa Sanskerta berbentuk "Sri" yang berarti bersinar serta "Wijaya" bermakna kemenangan hingga bisa disimpulkan dengan kemenangan yang bersinar atau cemerlang. Jangan lupa kunjungi juga artikel pendidikan lainnya di Sudut Sekolah.

Pada catatan perjalanan I-Tsing, pendeta Tiongkok yang sempat berkunjung ke Sriwijaya pada tahun 671 saat 6 bulan menjelaskan jika pusat Kerajaan Sriwijaya ada pada lokasi Candi Muara Takus (Propinsi Riau saat ini). Kerajaan Sriwijaya di pimpin oleh Dapunta Hyang Sri Jayanasa menjadi raja pertama.

Riwayat Kerajaan Sriwijaya Komplet. Kerajaan Sriwijaya atau biasa dimaksud Srivijaya ialah salah satunya kerajaan maritim yang kuat di lokasi pulau Sumatera serta memberikan dampak banyak di Nusantara dengan daerah kekuasaan membentang dari Thailand, Kamboja, Semenanjung Malaya, Jawa, Sumatera, Kalimantan, serta Sulawesi. Di dalam bahasa Sansekerta, sri berarti “bercahaya” serta wijaya berarti “kemenangan”.

Bukti awal tentang kehadiran kerajaan Sriwijaya ini bermula dari era ke-7, I Tsing, seseorang pendeta Tiongkok, tuliskan jika dia tinggal saat 6 bulan waktu berkunjung ke Sriwijaya tahun 671. Prasasti riwayat yang sangat tua tentang Kerajaan Sriwijaya ikut ada pada era ke-7, di Palembang yakni prasasti Kedukan Bukit, pada tahun 682.

Karena berlangsung beberapa peperangan salah satunya serangan dari raja Dharmawangsa Teguh di tahun 990 dari Jawa jadikan dampak Kerajaan Sriwijaya pada daerah bawahannya mulai menyusut, serta serangan Rajendra Chola I dari Koromandel di tahun 1025, setelah itu di tahun 1183 Sriwijaya di bawah kendali kekuasaan kerajaan Dharmasraya.

Sesudah Sriwijaya roboh, kerajaan ini terlewatkan serta eksistensinya baru didapati dengan sah tahun 1918 oleh sejarawan George Cœdès dari Perancis.

Riwayat Kerajaan Sriwijaya Komplet

Tidak diketemukan catatan selanjutnya tentang Kerajaan Sriwijaya dalam riwayat Indonesia; waktu lalunya yang telah terlewatkan dibuat kembali oleh sarjana asing. Tidak ada orang Indonesia terbaru yang dengar tentang riwayat Kerajaan Sriwijaya sampai tahun 1920-an, saat sarjana Perancis George Cœdès sebarkan enemuannya dalam koran berbahasa Belanda serta Indonesia.

Coedès mengatakan jika rujukan Tiongkok dalam “San-fo-ts’i”, awal mulanya dibaca “Sribhoja”, serta beberapa prasasti dalam Melayu Kuno bersumber pada kekaisaran yang sama.

Kerajaan Sriwijaya jadi icon kebesaran Sumatera awal, serta kerajaan besar Nusantara di Jawa Timur tidak hanya Majapahit. Pada era ke-20, ke-2 kerajaan itu jadi referensi oleh golongan nasionalis untuk tunjukkan sebenarnya Indonesia ialah satu kesatuan negara sebelelum kolonialisme Belanda.

Tercatat beberapa jenis nama Sriwijaya. Orang Tionghoa mengatakan San-fo-ts’i Shih-li-fo-shih atau atau San Fo Qi. Dalam bahasa Pali serta Sansekerta, kerajaan Sriwijaya dimaksud Javadeh serta Yavadesh. Khmer mengatakan Malayu serta bangsa Arab mengatakan Zabaj.

Jumlahnya nama jadi fakta lainnya kenapa Sriwijaya begitu susah diketemukan. Sesaat dari peta Ptolemaeus diketemukan info tentang terdapatnya 3 pulau Sabadeibei yang bisa saja terkait dengan Sriwijaya. Pierre-Yves Manguin lakukan observasi Seputar tahun 1993 serta memiliki pendapat jika pusat Kerajaan Sriwijaya ada di Sungai Musi pada Bukit Sabokingking serta Seguntang (terdapat di propinsi Sumatera Selatan saat ini).

Akan tetapi awal mulanya Soekmono memiliki pendapat jika pusat Kerajaan Sriwijaya terdapat pada lokasi sehiliran Batang Hari, pada Muara Sabak sampai Muara Tembesi (di propinsi Jambi saat ini), dengan catatan Malayu tidak di lokasi itu.

Bila Malayu pada lokasi itu, dia cendrung pada opini Moens, yang awal mulanya ikut sudah keluarkan opini jika letak dari pusat kerajaan Sriwijaya ada pada lokasi Candi Muara Takus propinsi Riau saat ini),

dengan prediksi panduan arah perjalanan dalam catatan I Tsing, dan perihal ini dapat juga dihubungkan denganadanya berita mengenai pembangunan satu candi yang dipersembahkan oleh raja Sriwijaya (Se li chu la wu ni fu ma tian hwa atau Sri Cudamaniwarmadewa) tahun 1003 pada kaisar Cina yang dinamakan cheng tien wan shou (Candi Bungsu, beberapa dari candi yang terdapat di Muara Takus).

Akan tetapi yang tentu pada saat penaklukan oleh Rajendra Chola I, berdasar pada prasasti Tanjore, Sriwijaya sudah beribukotakan di Kadaram (Kedah saat ini).

Kejayaan Kerajaan Sriwijaya

Kerajaan Sriwijaya berjaya pada era 9-10 Masehi dengan kuasai jalan perdagangan maritim di Asia Tenggara. Sriwijaya sudah kuasai hampir semua kerajaan Asia Tenggara, salah satunya, Jawa, Sumatera, Semenanjung Malaya, Thailand, Kamboja, Vietnam, serta Filipina. Sriwijaya jadi pengontrol rute perdaganagan lokal yang mengenakaan bea cukai kepadaa tiap-tiap kapal yang melalui. Perihal ini sebab Sriwijaya jadi penguasa atas Selat Sunda serta Malaka. Diluar itu, Kerajaan Sriwijaya ikut menghimpun kekayaannya dari layanan pelabuhan serta gudang perdagangan yang melayani pasar Tiongkok serta India.

Keruntuhan Kerajaan Sriwijaya

Kerajaan Sriwijaya alami keruntuhan saat Raja Rajendra Chola, penguasa Kerajaan Cholamandala menyerang 2x pada tahun 1007 serta 1023 M yang sukses merampas bandar-bandar kota Sriwijaya. Peperangan ini karena disebabkan Kerajaan Sriwijaya serta Kerajaan Cholamandala berkompetisi pada bagian perdagangan serta pelayaran. Dengan begitu, arah dari serangan Kerajaan Cholamandala untuk tidak menjajah tetapi untuk meruntuhkan armada Sriwijaya. Perihal ini mengakibatkan ekonomi Kerajaan Sriwijaya makin melemah sebab beberapa pedagang yang umumnya berdagang di Kerajaan Sriwijaya selalu menyusut. Bukan sekedar itu, kemampuan militer Sriwijaya ikut makin melemah hingga banyak daerah bawahannya yang melepas diri. Pada akhirnya, Kerajaan Sriwijaya roboh pada era ke-13.

Peninggalan Kerajaan Sriwijaya
Kerajaan Sriwijaya tinggalkan beberapa prasasti, salah satunya :

1. Prasasti Kedukan Bukit
Prasati ini diketemukan di Palembang pada tahun 605 SM/683 M. Isi dari prasasti itu yaitu ekspansi 8 hari yang dikerjakan Dapunta Hyang dengan 20.000 tentara yang sukses mengalahkan banyak daerah hingga Sriwijaya jadi makmur.

2. Prasasti Talang Tuo
Prasasti yang diketemukan pada tahun 606 SM/684 M ini diketemukan di samping barat Palembang. Dalamnya mengenai Dapunta Hyang Sri Jayanaga yang membuat Taman Sriksetra untuk kemakmuran semua makhluk.

3. Prasasti Kota Kapur
Prasasti ini bertuliskan tahun 608 SM/686 M yang diketemukan di Bangka. Isiny tentang permintaan pada Dewa untuk keselamatan Kerajaan Sriwijaya bersama rakyatnya.

4. Prasasti Karang Birahi
Prasasti yang diketemukan di Jambi ini dalamnya sama juga dengan prasasti Kota Kapur mengenai permintaan keselamatan. Prasasti Karang Birahi diketemukan pada tahun 608 SM/686 M.

5. Prasasti Talang Batu
Prasasti ini diketemukan di Palembang, akan tetapi tidak ada angka tahunnya. Prasasti Talang Batu berisi mengenai sumpah pada aktor kejahatan serta pelanggar perintah raja.

6. Prasasti Palas di Pasemah
Prasasti ini pula tidak berangka tahun. Diketemukan di Lampung Selatan yang berisi mengenai kesuksesan Sriwijaya menempati Lampung Selatan.

7. Prasasti Ligor
Diketemukan pada tahun 679 SM/775 M di tanah genting Kra. Bercerita jika Sriwijaya dibawah kekuasaan Darmaseta.

Agama serta Budaya

Menjadi pusat pengajaran Agama Buddha Vajrayana, Sriwijaya menarik banyak peziarah serta sarjana dari beberapa negara di Asia. Diantaranya I Tsing seseorang pendeta dari Tiongkok, yang lakukan ekspansi ke Sumatera dalam perjalanan belajarnya di Kampus Nalanda, India, pada tahun 671 serta 695, serta di era ke-11, Atisha, seseorang sarjana Buddha dari Benggala yang bertindak dalam perubahan Buddha Vajrayana di Tibet.

I Tsing memberikan laporan jika Sriwijaya menjadi rumah buat sarjana Buddha hingga jadi satu pusat evaluasi agama Buddha. Pelancong yang hadir ke pulau ini mengatakan jika koin emas sudah dipakai di pesisir kerajaan. Diluar itu ajaran Buddha Mahayana serta Buddha Hinayana ikut ikut berkembang di Sriwijaya.

budaya India banyak memengaruhi Kerajaan Sriwijaya, dimulai oleh budaya Hindu lalu dibarengi juga oleh agama Buddha. Raja-raja Sriwijaya sukses kuasai kepulauan Melayu lewat perdagangan serta penaklukkan dari era ke-7 sampai era ke-9, hingga dengan cara langsung ikut juga meningkatkan kebudayaan Melayu bersama bahasanya di Nusantara.

Begitu sangat mungkin jika Sriwijaya yang populer menjadi pusat bandar perdagangan di Asia Tenggara, tentu saja menarik minat dari beberapa pedagang serta ulama muslim dari lokasi Timur Tengah. Hingga beberapa kerajaan yang awalannya adalah sisi dari Sriwijaya, lalu tumbuh berkembang jadi cikal-bakal kerajaan-kerajaan Islam di Sumatera nantinya, pada saat melemahnya kekuasaan Sriwijaya.

Ada sumber yang mengatakan, sebab terdapatnya dampak orang muslim Arab yang banyak bertandang di Sriwijaya, jadi pada tahun 718 Sri Indrawarman raja Sriwijaya memeluk Islam. Hingga begitu sangat mungkin kehidupan sosial Sriwijaya adalah penduduk sosial yang di dalamnya ada penduduk Muslim serta Budha sekaligus juga.

Terdaftar seringkali raja Sriwijaya mengirim surat ke khalifah Islam di Suriah. Pada salah satunya teks berisi keinginan supaya khalifah sudi mengirim da’i ke istana Sriwijaya, surat itu diperuntukkan pada khalifah Umar bin Abdul Aziz (717-720M).

Demikian bahasan berkaitan riwayat kerajaan Sriwijaya, mudah-mudahan bermanfat buat anda.